Jika Anda menyukai aktifitas di dapur, sudah barang tentu familiar dengan daun salam.
Iya, daun yang biasanya digunakan dalam keadaan kering tersebut memang
bumbu primadona. Masakan yang diberi sentuhan daun salam pasti rasanya
nikmat dan khas. Anda penggemar sejati daun salam? Jika iya, apakah Anda
tahu daun ini tak sekedar mampu menyulap rasa masakan? Ternyata, daun
salam juga memiliki sederet manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Ia secara
ilmiah terbukti bisa mengobati sejumlah penyakit seperti diabetes, asam
urat, kolesterol dan lain-lain. Tak hanya bidang kesehatan sebenarnya,
daun salam juga diketahui memiliki manfaat nyata bagi kecantikan bahkan 2
kali lebih kuat dari vitamin E! Memang salah satu kandungan daun salam
yang cukup melimpah adalah senyawa anti-oksidan. Jadi siapa bilang daun
salam hanya sekedar bumbu?
Senyawa Di Balik Daun Salam
Selain anti-oksidan, di dalam daun salam juga ditemukan sejumlah zat penting lainnya. Secara umum, kandungan daun salam tersebut sebagai berikut:
Namun jika dikaji lebih spesifik lagi, di dalam daun salam terdapat sejumlah senyawa penting. Salah satunya adalah minyak atsiri. Dalam keadaan kering, daun salam mengandung sekitar 0,17% minyak atsiri. Minyak ini dikenal juga dengan istilah minyak esensial yang mencakup sejumlah zat seperti eugenol, methyl chavicol serta metil kavikol. Senyawa etanol pada minyak atsiri ini memiliki sifat anti-jamur dan juga anti-bakteri. Adapun senyawa methanol sangat ampuh mengusir cacing.
Kandungan daun salam lainnya yang cukup penting adalah tannin, alkaloid, truterpen, saponin, serta polifenol. Semua senyawa ini, bersama dengan minyak atsiri, dikenal sebagai golongan zat yang bersifat anti-oksidan. Mereka sangat baik dalam menangkan serangan radikal bebas yang bisa memicu sejumlah penyakit di antaranya kanker dan aterosklerosis.
Senyawa flavanoid pada daun salam diketahui bekerja layaknya mekanisme induksi pada sistem kerja vitamin E. Ia memberikan kesembuhan sejumlah penyakit degeneratif dengan mengaktifkan enzim-enzim yang dirangsang dengan menginduksi sinyal agar kapase bekerja untuk merusak mitokondria sel. Hal ini kemudian akan berakibat pada tingginya laju fermentasi pada etanol dan akan menghasilkan efek mutan petite yang berujung pada pemulihan kondisi sel.
Kandungan daun salam berupa flavanoid memang membuat ia kaya akan khasiat. Senyawa flavanoid ini dikenal mempunyai sejumlah pengaruh atas reaksi biokimia dan juga fisiologi tumbuhan. Ia secara medis terbukti memilikis ifat anti-inflamasi, anti-alergi, anti-oksidan, anti-trombosit, anti-karsiogenik, anti-virus serta hepatiprotektor alias pelindung organ hati yang baik.
Senyawa Di Balik Daun Salam
Selain anti-oksidan, di dalam daun salam juga ditemukan sejumlah zat penting lainnya. Secara umum, kandungan daun salam tersebut sebagai berikut:
- Karbohidrat.
- Kalori.
- Fiber/serat.
- Vitamin A, B (B6 dan B9) serta vit.C
- Mineral.
Namun jika dikaji lebih spesifik lagi, di dalam daun salam terdapat sejumlah senyawa penting. Salah satunya adalah minyak atsiri. Dalam keadaan kering, daun salam mengandung sekitar 0,17% minyak atsiri. Minyak ini dikenal juga dengan istilah minyak esensial yang mencakup sejumlah zat seperti eugenol, methyl chavicol serta metil kavikol. Senyawa etanol pada minyak atsiri ini memiliki sifat anti-jamur dan juga anti-bakteri. Adapun senyawa methanol sangat ampuh mengusir cacing.
Kandungan daun salam lainnya yang cukup penting adalah tannin, alkaloid, truterpen, saponin, serta polifenol. Semua senyawa ini, bersama dengan minyak atsiri, dikenal sebagai golongan zat yang bersifat anti-oksidan. Mereka sangat baik dalam menangkan serangan radikal bebas yang bisa memicu sejumlah penyakit di antaranya kanker dan aterosklerosis.
Senyawa flavanoid pada daun salam diketahui bekerja layaknya mekanisme induksi pada sistem kerja vitamin E. Ia memberikan kesembuhan sejumlah penyakit degeneratif dengan mengaktifkan enzim-enzim yang dirangsang dengan menginduksi sinyal agar kapase bekerja untuk merusak mitokondria sel. Hal ini kemudian akan berakibat pada tingginya laju fermentasi pada etanol dan akan menghasilkan efek mutan petite yang berujung pada pemulihan kondisi sel.
Kandungan daun salam berupa flavanoid memang membuat ia kaya akan khasiat. Senyawa flavanoid ini dikenal mempunyai sejumlah pengaruh atas reaksi biokimia dan juga fisiologi tumbuhan. Ia secara medis terbukti memilikis ifat anti-inflamasi, anti-alergi, anti-oksidan, anti-trombosit, anti-karsiogenik, anti-virus serta hepatiprotektor alias pelindung organ hati yang baik.